“Ku lihat
ada Prasangka dihatimu melihat diriku saat ini karena terpisahkan diri
Dengarkanlah hatiku yang masih tetap merinduimu...”
Berhenti menebak dan menerka-nerka
dengan angan mu yang tidak sampai kepada maksud, karena kamu tidak akan
menemukan jawaban yang akan memuaskan hati mu.
Berhenti menegadahkan kepala mu
kelangit menunggu jawaban yang selama ini tidak turun dari langit.
Berhenti menyesali diri, ini bukan
salah mu...
Menunggu atau pun meninggalkan itu
menyakitkan, tapi lebih menyakitkan ketika kamu tidak bisa memilih antara
menunggu dan meninggalkan.
Terimakasih telah menunggu sejak
lama, meskipun dirundung lelah dan gelisah.
Barangkali sejak awal kita tidak
seharusnya bertemu agar tidak ada rasa yang bertamu, tidak ada namanya rindu,
dan tidak terjadi rasa yang membisu.
Tetapi kamu harus tau, memilihmu
bukanlah pilihan tapi sebuah keputusan. Keputusan yang aku tidak akan pernah
menyesalinya.
Senyum adalah cara untuk
menyelesaikan banyak masalah, dan diam adalah cara untuk menghindari banyak
masalah. Diam dan menghindar bukan berarti benci, diam adalah saat kita belajar
menata rasa didalam hati. Mungkin diam tidak akan pernah menyelesaikan masalah
tapi dengan diam ia bisa memilih penyelesaian yang pantas untuk sebuah masalah.
Seperti diam ku sekian lama, boleh kamu artikan apa saja. Hanya saja aku ingin
menghindari ke egoisan ku terhadap mu dan tidak ingin melihat mu sedih dan
sedih lagi.
Bahagia itu aku, yang pura-pura tidak
acuh tetapi selalu memperhatikan mu dalam diam. Mungkin bahagia ini seperti
dipaksakan, tetapi inilah definisi bahagia ku saat ini, saat orang lain tidak
bisa mendefinisikannya. Entah dengan melihatmu
tersenyum aku juga merasakan yang sama, atau semuanya hanya karena aku tak lagi
miliki pilihan?
Terkadang lucu, jika memang benar
ada wujud bahagia seperti itu. Padahal kalau boleh jujur,
aku ingin bahagiamu yang dibagi denganku. Tetapi aku akui, Aku tak lagi punya pilihan. Dan
menganggap kamu kisah lama yang aku mesti lupa, aku belum pintar melakukannya.
Terkadang, cukup dengan melihatmu bahagia dari jauh,
kutemukan bahagiaku. Bahagia yang
kucari, yang selama ini ku lakukan sendiri. Semu, memang. Tapi setidaknya
lebih baik dari pada membencimu, bukan?
Senyummu itu sumber kekagumanku,
ratusan hari aku pandangi dan menikmati hal yang satu itu. Lagi-lagi tanpa kamu
tahu tanpa kamu harus menyadari aku.
Entahlah, mungkin aku telat
menjelaskan ini untuk mu. Tetapi tidak apa-apa, ini lebih baik bukan, dari pada
kamu tidak tahu sama sekali. Jika memang sudah ada orang baru yang menduduki
singgasana hati mu, berikanlah yang terindah kepadanya dan hadirkan iman di
setiap perjalanan mu. Ingatlah, jika ia menyakitimu, jangan cari aku.
Sebab nanti, aku yang lebih dulu menemukanmu.
Jika tak kamu temukan aku, tetaplah
jangan mencari. Sebab barangkali yang ingin kamu temukan bukanlah aku,
melainkan dirimu yang lain, yang sejak lama ada padaku.
*Dari aku si pencemburu, untuk
kamu yang bertamu didalam mimpiku
Semoga kamu membacanya...
Cairo, 28 july 2015
Aku dan kerinduan
#anak kecil baru 20 tahun mencoba
sok puitis hahahaha